BAGIAN 6
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Robbii zidnii 'ilman, Warzuqnii fahman.
Ya Allah ya Robbii Tambahkanlah ilmu bagiku. Dan karuniakanlah kepahaman kepadaku.
Sebelum kita mulai episode 6, saya ingin bahas beberapa pertanyaan yang muncul.
BRANDING
Ditanyakan oleh Noviaji Wibisono, Mas Zaky dan Mas Bernard.
Berasal dari kata brand yang artinya juga produk, merk. Dalam komunikasi pemasaran/periklanan /advertising yang merupakan bagian dari promotion mix, dan promotion mix merupakan bagian dari Marketing Mix, maka yang dikomunikasikan itu ya brand/merknya. Bukan industrinya, bukan generiknya.
Kalau saya sebut sirup, itu produk yang termasuk consumer product/good dan bersifat seasonal. Hal tentang memproduksi dan memasarkan sirup yang dilakukan oleh beberapa perusahaan sirup disebut industri sirup. Tapi yang dikomunikasikan adalah Marjan, Fresh dan lain-lain. Inilah brand.
Contoh lain: Dalam industri jasa perhotelan di Semarang, hotel-hotel baru seperti Ibis di dekat Simpang Lima dan Jalan Pierre Tendean, Fave di Siranda, Amaris di depan RS. Telogorejo dan dekat balai kota, Pesona di Jalan Depok dan masih banyak lagi, bersaing ketat dengan hotel-hotel lama seperti Patra Jasa, Santika Premiere, dan lain-lain. Nama-nama hotel yang saya sebutkan tadi itulah Brand.
Brand Manager adanya di perusahaan-perusahaan besar, Unilever misalnya, ada beberapa Brand Manager :
- BM Food : Blue Band, Royco, Bango, Sari Wangi
- BM Toilet Prep (perawatan pribadi) : Lux, Pepsodent, Sunsilk, Dove, Rexona dan lainnya
- BM Deterjen : Rinso, Surf.
(Panjang banget ya penjelasannya, itu maksud saya agar teman-teman jelas, tidak keliru apalagi sampai gagal paham)
Istilah Branding memang akhir-akhir ini populer di seminar-seminar, juga yang diselenggarakan Pemkot dengan "Branding Kota Semarang" kepada investor, calon turis, dan seluruh warganya.
Masih tentang Brand, saya ingin menjelaskan tentang "Struktur Tanggap Pembeli" terhadap suatu brand (Buyers Respon Structure).
Tanggap pembeli terhadap suatu brand, tingkat paling rendah disebut Unaware (tidak sadar adanya brand itu). Setelah kita mengadakan aktivitas marketing mix, ber-angsur-angsur pembeli/calon meningkat menjadi aware, kita terus mengadakan "bauran pemasaran" termasuk di dalamnya promotion mix, maka step by step pasar merespon dan meningkat sedikit menjadi "brand knowledge" kita terus melaksanakan strategi pemasaran, konsumen/calon pun meningkat satu tingkat menjadi "brand liking" meningkat lagi menjadi "brand preference" (pilihan satu-satunya) terhada brand itu, "purchasing brand" dan tingkat paling tinggi "Brand Loyality" (setia kepada brand itu).
Kalau kita tulis Struktur Tanggap Pembeli itu dari yang paling tinggi sampai paling rendah :
Brand Loyality
Purchasing Brand
Brand Preference
Brand Liking
Brand Knowledge
Brand Aware
Unaware
BAGIAN 7
Terkait PRICE, kemarin kita sampai pada Kalkulasi atau Perhitungan harga.
Cost of production = Ongkos produksi terdiri dari : gaji karyawan produksi, peremajaan dan amortisasi alat-alat produksi.
Cost of marketing = Ongkos pemasaran meliputi gaji canvasser, perawatan motor/mobil canvasser, biaya promosi, dan lain-lain.
Contoh :
Perusahaan roti dengan merk R omzet Rp 100 juta/bulan, berarti punya dana produksi Rp 10 juta/bulan, dan dana pemasaran Rp. 10 juta/bulan.
Kemudian kita jabarkan sebagai berikut :
- Tiap minggu berarti harus mendapat omzet Rp 25 juta.
- Karena bahan baku (terigu, mentega, telur, coklat keju gula, pack dan lainnya) dihitung untuk satu roti Rp 1.500, maka harga jual 10/6 x Rp 1.500 = Rp 2.500
- Artinya tiap minggu harus memproduksi dan memasarkan sebanyak 10 ribu roti, rata-rata per hari 1.617 roti (6 hari kerja seminggu, dan sebulan dihitung 4 minggu).
Kuliah WA ini dirangkum dari Whatsapp Group TDA, dengan pemateri Drs. Med. H. Abu Bakar, MBA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar