Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Robbii zidnii 'ilman,
Warzuqnii fahman.
Ya Allah ya Robbii,
tambahkanlah ilmu bagiku, dan karuniakanlah kepahaman kepadaku.
PLACES
Bicara tentang Place/tempat atau disebut pula channel of distribution, sejak tahun 90-an sampai saat ini mengalami variasi dan perubahan yang amat dahsyat. Paling tidak ada tiga faktor utama yang mempengaruhi Places untuk produk-produk yang kita pasarkan, antara lain :
- Masuknya sistem pemasaran "Direct Selling Multi Level Marketing"/MLM. Contohnya Forever Young dari Malaysia dan Amway dari Amerika sekitar awal tahun 1990-an.
- Masuknya channel of distribution dengan cara Franchise, yang kemudian tumbuh menjamur minimarket-minimarket (Indomaret, Alfamart, Seven Eleven dan lain-lain) juga supermarket-supermarket di berbagai kota.
- Tumbuhnya Online Trading melalui internet dengan berkembangpesatnya IT di tanah air kita.
Semuanya nanti kita bahas, baik yang mutakhir (sejak tahun 90-an sampai sekarang), maupun sejak Jeremy Mc Carty merumuskan Marketing Mix/4P 40 tahun sebelumnya.
MPU/MAVU
Tahun 1950-an, media periklanan masih terbatas. Radio baru ada RRI yang didirikan 11 September 1945 sampai tahun itu belum menerima iklan, audiens/masyarakat pendengarnya pun lebih banyak mendengar Radio Luar Negeri yang khusus membuat program acara berbahasa Indonesia seperti dari Australia, Malaysia, BBC London, VOA Amerika, NHK Jepang dan lainnya.
Surat Kabar di Semarang/Jateng tahun itu sudah ada, didirikan oleh Alm H. Hetami pada 11 Februari 1950 dengan nama Suara Merdeka. Begitu pula TV, baru ada TVRI yang didirikan 24 Agustus 1962 bersamaan diselenggarakannya pesta Olahraga Asian Games di Jakarta.
Beberapa perusahaan kemudian menggunakan MPU/ MAVU yang sekaligus memiliki dua fungsi, membentuk place untuk distribusi produk (siang hari) dan berfungsi promotion pada sore dan malam harinya. Perusahaan yang aktif melaksanakan ini antara lain Jamu Djago, Jamu Air Mancur, Anggur Orang Tua, Unilever, PT. Tempo (Bodrex dan APC Plus dan lain-lain).
MPU/Mobil Propaganda Unit pada malam dan pagi hari bertugas promosi di pasar-pasar dengan memutar lagu-lagu dan badut-badut pendek serta pemutaran film (MAVU/Mobil Audio Visual). Siang harinya mengisi produk ke toko-toko pengecer/grosir).
Sampai sekarang banyak perusahaan yang tetap mengadakan aktivitas seperti ini terutama untuk "selling in" produk (memasukkan produk ke toko pengecer dan membentuk grosir). Namun fungsi promosinya sudah banyak ditiadakan, karena sudah banyak media periklanan.
Untuk tahap awal (new product), selling in/pembentukan toko pengecer di berbagai kota sebaiknya dilakukan oleh perusahaan langsung. Jangan diserahkan kepada grosir. Pengecer yang telah dibentuk oleh armada dari pusat kemudian diserahkan kepada grosir untuk mengisi toko-toko pengecer di wilayah itu. Hal ini untuk menghindari kekosongan barang karena armada canvas tidak selalu berkunjung ke kota itu.
Sekarang biaya kiriman barang ke grosir lebih effisien, murah dan cepat, karena perkembangan perusahaan ekspedisi/kiriman seperti Tiki, JNE, Wahana, Pos, Cargo KA, cargo pesawat, tinggal pilih.
Pertanyaan anggota WA Group :
Terkait Place, Pak, di bisnis retail ada divisi merchandising, bisa diterangkan Pak?
Penyebutan divisi/bagian itu bisa macam-macam. Yang penting pengertian place ini adalah kegiatan/aktivitas untuk membentuk tempat-tempat agar konsumen dengan mudah dan dekat bisa membeli produk kita.
Kalau kita memasarkan dengan MLM berarti membentuk stockist di berbagai kota.
Kalau kita kerja sama dengan Alfamart/Indomaret, mereka sudah punya channel distribusi di seluruh Indonesia.
Merchandising, dari kata merchant yang artinya pedagang. Divisi ini biasanya melayani pembelian yang kedudukannya di kantor pusat. Kalau yang keliling biasanya disebut divisi Canvas, orangnya disebut canvasser atau verkoper.
Komentar :
😍 semakin menarik Pak.
Ilustrasi : Dok. Abu Bakar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar